Kupanggil engkau dalam doa-doa.. Adakah kau dengar suaraku menggema sepanjang labirin menuju pintumu yang tak terketuk? dan malam lirih menjemputku, menenggelamkan hitam kepalaku di dada datarmu yang luas? di sana, kau alirkan muara sepanjang dada melintas; basah rambutku. lalu kau antar damai di pucuk ubun rimbun cemara diusap pilu dan rindu yang kerap kau terjemah lewat mata dan kelu suara. bukakan aku pintu, karena gelap akan pagi dan aku di lorong-lorong yang sepi bapak, maukah sekali lagi kau jemput aku di mimpi?