Puisi


DILEMA

Dipinang dua cinta semalam
Bagai menenggak kopi panas dengan tak perlahan
Membakar;
Tapi harum tertahan
Meliuk..
Lalu diresap dalam-dalam

Dipeluk dalam dua kisah semalam,
Umpama mereguk vodka didampingi dayang
Jadah;
Tapi indah meski bayang

Maka biar mengekal
Lalu, tuliskan madah panjang hingga bersuhuf di lembar lontar

Satu masa,
Dalam ladat kukenang,
dua cinta pada semalam.
Rukoh, 07-10 juni 2011

Tiga Puluh Purnama

Mengenangmu saban malam,
Mengantar rindu pada selaksa gumpal awan yang menyudut
Lalu pelan, menggambar kau di wajah rembulan
Yang agak sedikit buram.

Memanggil kau dalam kelu
Mengutuk kisah yang tinggal sepenggal
Tak runtut untuk di ulang

dalam tiga puluh purnama;
merangkul buta tanpa doa
dipeluk pilu, merindu dan luka
berbaur dalam nafas hidup hampa

buhul kita memburai entah kemana
dipisah setali hujan dari surga
yang padanya selalu kau titip rindu
Rukoh, 00:37, 2 juni 2011 


RINDU PULANG II

Sepi dalam duka;
Ditemani Tuanku yang telah tak berkawan
Diatapi rindu yang maha
Untuk Tuan.

Menghatur bakti dalam puan
Sebelum senja-senja kita karam
Sekelebat,
Kuantar potong-potong doa dengan lirih usai azan
Dalam rindu dendam,
Aku ingin kau, Tuan
Kampoeng, 8 juli 2011. 19;01

RINDU PULANG

Aku hanya pulang
Ingin menuang rindu dalam cawan
Rindu yang mengambang seusai langit kuning tampuk pinang
Yang meratap dari malam ke malam.
Menjalar dari bilik-bilik sepi yang muram
Ingin pada sarang.

Hatiku akan pulang
Mengantar sejuta bakti yang kubungkus dalam puan
Bersama sulur-sulur rindu yang teredam lama
Tapi sama saja !
Cawanku telah tak bertuan
Akh, rinduku tak jua usai
Banda Aceh – Krueng Mane, 04 september 2010
RESAH TAK USAI
Untuk Azra

Ini resah yang belum usai digulung malam
Tentang kecamuk rindu yang beku
Di bilang hari yang kian panjang
Menyesak-ruak dalam pekat
Meniti semak hari yang memisah
Di robekan almanak sisa

Sepanjang kisah sua belasan purnama,

Maka aku merindu.
Kamar, 26 May 2011, 01:01

SAJAK SENJA

Pelan…
Pedih merambah.

Sebalut luka,
Di kesorean lembayung menua
Menetas pelan di bilur perih
Lalu mengabur di pelupuk
Memedih di pucuk retina

Sebait rasa,
Dikoyak paksa di senja renta
Meraung ditikam letih
Lalu menggema sepanjang langkah-langkah patah
Menyeruak membentuk puing

Percaya itu dicerabut paksa;
Usai. 
Rukoh, 27 April 2011, 00:52

Di Desember Renta

Kau tak mungkin lupa
Ketika suatu masa kita sketsa asa di lembar-lembar kusam tua daun kehidupan
Meraba rasa
Memapah kata
Berjanji sama menjemput surga

Di luar,
Rintik gerimis mulai mereda
Desember semakin renta
Dan kita sedang dipeluk kesumat bahagia
16 juni 2011. 20;32
Di Sebuah Sudut

Di sebuah sudut rumah bahagia,
Kau gambar asa yang mendera-dera
Euforia yang digenggam masa,
Bagai ratusan matahari terbit tak kau rasa

Remang di sudut kota tua,
Kita saksikan senja menjingga di batas cakrawala
Memapar rindu lewat celah-celah cemara
Tentang keping hari yang kita lewati tanpa kata

Kabarkan apa saja tentang hidup,
Kemelut larut yang carut marut
atau
tawa suka yang kita kata bahagia
Rukoh, 10 Juni 2011, 11;2

Lihat Bapak

Lihat Bapak,
Aku sedang merangkul wajah langit..
Ada bintang menggelantung diantara tali-tali tak dhahir dari mataku.
Mengatakan, malam adalah miliknya
Dan aku?
Untuk apa masih merajuk?
Toh, aku telah hadir sebagai bintang,
sebelum bintang itu ikut hadir.
Banda aceh, 6 April 2010
Senja Terakhir

Ingatkah kau pada senja terakhir kita bertemu?
Kita lempar mata-mata lelah atas dedaun kering pohon.
Hanya lembar-lembar kuning yang sedikit menguping pembicaraan kita.
“ Lupakan aku, musim akan berganti dan kau akan menemukan pengganti”
Lidahku sunyi kata,
Tak ada jawaban untuk ungkap ini.
Biarkan sejenak ku menelaah waktu yang terlewat.
Lupakah juga kau waktu-waktu itu??

Banda aceh, 6 April 2010 23:20
 Kalau Kau Diam Tak Berjudul

Kalau kau diam tak berjudul,
Jangan tanyakan kenapa langkah juga tercegat diujung penanti
Aku tak paham, duhai pemikir.
Dan biarkan ku sedikit memahami kita.

Banda aceh, 6 April 2010 23:22


0 komentar:

Posting Komentar

Quote

Quote

Total Pageviews