Bapak,
Ini syawal ke empat tak mengecup tanganmu
Tak kau acak rambutku setelah bermaafan
Rasanya sepi dan rindu
Ini syawal ke empat tak mengecup tanganmu
Tak kau acak rambutku setelah bermaafan
Rasanya sepi dan rindu
Ramadhan di tahun-tahun lalu selalu menyisakan kenangan
Tentang kita yang berkacamata di teras rumah
Sedang membaca sambil menunggu berbuka
Tentang gelas-gelas kami yang terangkat,
Namun tetap menunggumu memulai doa
Tentang tarawih dan tadarusan,
Yang kau ingatkan agar tak alpa
Hingga akhirnya, lebaran kita benar-benar bermakna
Tentang kita yang berkacamata di teras rumah
Sedang membaca sambil menunggu berbuka
Tentang gelas-gelas kami yang terangkat,
Namun tetap menunggumu memulai doa
Tentang tarawih dan tadarusan,
Yang kau ingatkan agar tak alpa
Hingga akhirnya, lebaran kita benar-benar bermakna
Ada sebongah bahagia saat kita bermobil bertiga
Silaturrahmi pada keluarga dan saudara
Lalu, saat kau tak ada
Aku pun sendiri tanpa sesiapa
Silaturrahmi pada keluarga dan saudara
Lalu, saat kau tak ada
Aku pun sendiri tanpa sesiapa
Bapak,
Di sana kau bahagia atau kecewa?
Sedang aku selalu pilu di idul fitri
Seperti hilang tiang untuk berpegang
Di sana kau bahagia atau kecewa?
Sedang aku selalu pilu di idul fitri
Seperti hilang tiang untuk berpegang
Maafkan, aku jarang datang menjenguk
Tak menitip doa ke rumahmu.
Maafkan.
Selamat idul fitri, Bapak sayang!
Tak menitip doa ke rumahmu.
Maafkan.
Selamat idul fitri, Bapak sayang!
18 Agustus 2012

