Saya sedang duduk di depan ruang kemahasiswaan menikmati antrian seperti ular yang panjangnya 15 meter ke belakang ketika menulis ini. Mereka akan menandatangani beasiswa sedang saya hanya datang untuk menemani teman. Beberapa hari yang lalu pengumumannya dikeluarkan dan nama-nama yang ada hampir semuanya nama yang sama setiap tahunnya. Tak ada nama saya, sudah biasa. Setelah saya kuliah empat tahun di universitas negeri ini, tak sekalipun saya mendapatkan beasiswa, baik itu beasiswa prestasi atau pun untuk yang kurang mampu. Keluarga kami boleh dikatakan sederhana, namun sering juga kekurangan. Lalu saya mengesampingkan hal-hal yang tidak diperlukan dan hanya menggunakan untuk yang perlu saja. Prestasi saya di kampus boleh juga dikatakan lumayan, meskipun IPK saya sedikit menurun pada semester ini karena untuk mata kuliah tugas akhir belum saya selesaikan. Jika melihat teman-teman penerima beasiswa lainnya, banyak kok yang lebih kaya dan lebih mampu dari saya atau IPK nya lebih rendah, lantas mendapatkan beasiswa. Apakan itu wajar? Mungkin faktor keberuntungan atau semacamnya?
Berbeda dengan institut islam di kota yang sama juga yang jika memberikan beasiswa secara adil dan merata bagi seluruh mahasiswanya. Bahkan jika ada yang belum mengurus, dari pihak kampus akan meminta mereka untuk segera melengkapi administrasi dan menyerahkannya ke biro. Meskipun nantinya beasiswa yang diberikan lebih sedikit dibandingkan Universitas negeri yang memberikan 4x lipat lebih banyak.
Akhir tahun 2011, saya pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Aceh. Dengan sangat yakin bisa dikatakan kalau itu dikarenakan IPK yang cukup. Perhitungannya pun mungkin excel yang menyeleksi langsung, jadi bukan keberuntungan. Kembali lagi pada beasiswa yang diberikan oleh Universitas negeri itu, saya merasa pihak yang berwenang menangani ini SAMA SEKALI tidak adil. Oke, bukan karena saya tidak mendapatkannya kesekian kali, tapi harusnya ada banyak mahasiswa yang tidak mampu dan pantas untuk mendapatkan itu. Bahkan ada teman saya yang menyogok petugas dengan memberikan setengah dari beasiswa untuk petugas tersebut.
Bandingkan antara universitas negeri yang memberikan beasiswa sekitar 4 jutaan per orang dengan mahasiswa yang sama hampir setiap tahunnya dan institut islam yang memberi beasiswa sekitar 1 jutaan namun merata pada semua mahasiswa. Manakah yang paling baik? Lama-lama saya semakin muak dengan cara universitas negeri itu semacam ini.
BNA, 10 September 2012
Berbeda dengan institut islam di kota yang sama juga yang jika memberikan beasiswa secara adil dan merata bagi seluruh mahasiswanya. Bahkan jika ada yang belum mengurus, dari pihak kampus akan meminta mereka untuk segera melengkapi administrasi dan menyerahkannya ke biro. Meskipun nantinya beasiswa yang diberikan lebih sedikit dibandingkan Universitas negeri yang memberikan 4x lipat lebih banyak.
Akhir tahun 2011, saya pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Aceh. Dengan sangat yakin bisa dikatakan kalau itu dikarenakan IPK yang cukup. Perhitungannya pun mungkin excel yang menyeleksi langsung, jadi bukan keberuntungan. Kembali lagi pada beasiswa yang diberikan oleh Universitas negeri itu, saya merasa pihak yang berwenang menangani ini SAMA SEKALI tidak adil. Oke, bukan karena saya tidak mendapatkannya kesekian kali, tapi harusnya ada banyak mahasiswa yang tidak mampu dan pantas untuk mendapatkan itu. Bahkan ada teman saya yang menyogok petugas dengan memberikan setengah dari beasiswa untuk petugas tersebut.
Bandingkan antara universitas negeri yang memberikan beasiswa sekitar 4 jutaan per orang dengan mahasiswa yang sama hampir setiap tahunnya dan institut islam yang memberi beasiswa sekitar 1 jutaan namun merata pada semua mahasiswa. Manakah yang paling baik? Lama-lama saya semakin muak dengan cara universitas negeri itu semacam ini.
BNA, 10 September 2012

