Minggu, 23 Juni 2013

APAKAH KAU SUDAH LUPA?




Kau lupa?
dulu, aku slalu menyiapkan secangkir kopi saban pagi untukmu
kutaburi doa berkah di dalamnya
cukup untuk sepanjang hari hingga malam menjelang tidur
karena esok pagi, kopi lain dengan doa yang berbeda akan ada lagi


kau lupa?
dulu, aku yang menyiapkan bekalmu pergi
menyiapkan makanan, mengisi tasmu dengan baju, celana dan peralatan mandi
kutitip doa selamat untuk tiap perjalanan hingga kau kembali
karena takut, jalan-jalan akan menjarakiku dengan mu


kau lupa?
dulu, aku yang berdiri di halaman
mengantar kau pergi dan menunggumu pulang


sampai satu hari,
kau hanya menyisakan bekas tapak sepatumu pada halaman
meninggalkan aku bersama berpotong-potong kenangan.



/Banda Aceh, 10 Maret 2013

HUJAN PERAWAN



Hujan.
Maka pada basahnya kulekatkan rindu
Untuk kau bawa pulang dalam lengang
Sambil memeluknya penuh damai

di jela-jela pengabar resahnya
kita ciumi harum resap tanah lembab; meruap
Menyerbu rawan sepi

Rebak aroma pekat hujan
Hujan perawan.





/Banda Aceh, 21 Oktober 2011

Selasa, 18 Juni 2013

Jumat, 14 Juni 2013

BULAN SINGGAH SEMALAM




Aku bermimpi;

bulan singgah menepi ke bantal tidurku
berdenyar memenuh masuk dari tingkapku yang tak rapat;
langit-langit dipenuhi perakan cahaya

di luar, malam dirasuk gelap
bulan lelap di alas tidur

esok pagi, keping bulan berserak pecah di sekitarku
kuciumi satu-satu,
rindu pada semalam.

     


       /9 Juni 2013

KALAU AKU MATI ESOK PAGI


 

Kalau aku mati besok pagi,
Kutinggalkan berpeti-peti cinta untukmu
Sebagai penghabis ingatan

Karena jika aku mati besok pagi,
Kita tak akan lagi saling mengingat
Aku akan lebur menjadi zarah
Menyatu dengan tanah
Dan kau tak akan punya waktu untuk ziarah

Peti-peti cinta untukmu kuletakkan di sudut rumah
Ambillah!
Kalau kau bosan, lemparkan ke laut.
Biarkan karam!
Mungkin satu hari cucumu menjadi penyelam
Dan menemukan utuh di dasar lautan
Lalu dibawakan ke hadapanmu, “untuk kakek”

Sebagai penghabis ingatan,
Lihatlah!
di dalamnya ada tali-temali rinduku sepanjang malam
kepingan wajah kita masa ke masa
puisi kita setengah perjalanan
tawa kita setiap perjumpaan
dan retakan tangisku diakhir perpisahan
Sayang!
Kusisakan ini terakhir kali untuk penyambung kenangan.



/Banda Aceh,100413

Kepada PHR
23:22, 38 menit sebelum ulang tahunmu, Querido.

PERDU DAN HUJAN




Kita sebenarnya sedang apa?
Meniupi kapas-kapas yang lepas dari pohonnya kah?
Atau sedang berdiri menanti hujan jatuh pada satu kemarau?

Kau sendu menatapku dari bilik cadar
Aku candu ingin merajuk rindu padamu

Kau adalah nafas pasrah pada musim penghujan bulan lalu
Mencari pelindung pada perdu-perdu
Aku perdu, kau peluk saat itu.



/27 Maret 2013

SEBELUM HUJAN




Harusnya kau pergi sebelum hujan
Agar tapakmu tak berbekas di halaman depanku
Agar ketika esoknya aku tak perlu melihatnya dari berandaku;
cetakan kakimu menuju pagar
Agar aku tak tahu bahwa kau meninggalkanku semalaman
Agar aku tak merasa menggigil sendirian

Sebenarnya,
Agar aku tidak pernah punya kenangan bernama: Kamu.




/18 Okt 2012

Quote

Quote

Total Pageviews