Minggu, 22 Juli 2012

Garis Pertemuan

Kita sering merindukan hal-hal yang telah hilang dan tak pernah kita jumpai lagi. Pada awalnya, ia dekat, melekat, menempel.. tapi saat hilang, seperti ada ketidakridhaan di hati kita. Kita mencari entah siapa, marah pada apa lantas merutuki semua hal di dekat kita. Padahal pada dasarnya kita sedang menyesali satu hal dalam hidup kita yang telah lewat. Seolah kita meminta pada Tuhan untuk mengulang adegan itu, melakukan hal yang kita ingini untuk menghapus sesal yang terjadi.

Satu kali saya pernah bertemu seorang teman lewat jejaring sosial, lantas kami dekat. Ia berbeda Negara dengan saya, namun komunikasi kami tetap baik. Ia selalu menyapa setiap kali melihat saya online, kami berbicara tentang banyak hal, bercerita tentang kegiatan seharian. Jujur, menurut saya pertemanan ini menyenangkan. Lama kelamaan, saya merasa aneh. Ia sepertinya memiliki rasa untuk saya, lantas saya menjauh dan menjauh, hingga akhirnya me-remove-nya dari list pertemanan saya. Lama saya dan ia tak berkabar. Hingga satu hari setelah beberapa bulan tak ada kontak, saya ingin tau kabarnya, tiba-tiba saya sangat merindukannya. Saya ingin ia menyapa saya seperti biasanya. Lalu saya mencarinya kemana-mana, di semua jejaring sosial. Nihil. Saya tak menemukannya, ia memiliki ratusan nama yang sama dengan orang lain, sedikit pun saya tak ingat kota mana ia tinggal, ia belajar di universitas apa, hingga akhirnya saya pasrah, menyesali sikap saya terhadapnya. Saat ini saya berpikir, Tuhan menggaris pertemuan kami sampai saat itu. Saya menyerah.

Dua hari setelah itu, saya teringat pernah mengirimi pesan pada seorang teman untuk menanyakan alamat kota ia tinggal. Ternyata teman saya itu masih ingat, lalu saya mengulang pencarian dengan menggunakan kotanya. Masih ada puluhan nama. Namun pada halaman pertama, saya menemukannya. Saya menemukannya, lalu mengiriminya pesan. Meskipun demikian, sampai tulisan ini selesai, ia belum mengirimi saya balasannya. Apakah pertemuan kami memang sampai itu?

Sejatinya, Tuhan memang telah menggaris takdir manusia masing-masing. Jodoh, rezeki, pertemuan, dan maut itu telah Tuhan atur seapik mungkin. Semuanya pasti memiliki hubungan sebab akibat. Jadi alangkah baiknya untuk selalu melihat sisi positif dari apa yg telah terjadi, mengambil hikmat dari setiap perencanaan Tuhan. Ia menggeser rencana-rencana yang kurang pas dan menggantinya sesuai dengan kita.

Quote

Quote

Total Pageviews