Satu waktu, saya tanpa sengaja menemukan
sebuah kuis di laman media sosial saya dengan hashtag #WhenYouWereMine
(kalau
saya tidak salah). Aturan kuisnya, admin meminta untuk menuliskan satu hal yang kita
lakukan untuk orang tersayang. Dalam lingkup ini, tak mesti kekasih, boleh
keluarga, saudara, sahabat dan teman. Lantas, saya pun ingin mengikutinya. Tergoda
dengan hadiah "novel" yang
ditawarkan. Mulailah saya berfikir tentang pengorbanan-pengorbanan itu, untuk orang terdekat saya, keluarga. Saya
bingung, saya tak menemukan satu pun hal untuk saya tulis. Lantas beralih ke
saudara, tak juga satu pun, pada kekasih, nihil.
Akhirnya saya menanyai hati saya sendiri. Hal
apa yang paling berkesan yang pernah saya lakukan untuk orang lain? Tak ada. Jadi
selama ini saya merasa tak berguna, tak melakukan apapun, setelah umur saya
sekian tahun, saya tak pernah melakukan apa-apa? Begitukah
saya?
Sebenarnya, beberapa orang pernah mengatakan
saya cuek, tidak peduli atau acuh tak acuh mungkin, tapi itu saya lakukan karena
saya tak ingin ambil pusing dengan masalah orang lain. Saya terlalu menikmati
kehidupan saya sendiri, masalah-masalah saya, hobi saya, tanpa peduli pada
sekeliling. Saya bukannya senang dicap demikian, namun untuk mengubahnya saya
tak bisa bermanis muka menawarkan ini-itu, sok-sok peduli dengan bermacam gaya.
Itu bukan saya.
Kembali ke permasalahan, kuis itulah yang kemudian
menjadi satu kunci untuk introspeksi diri. Dimana saya harus lebih memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap sesama, belajar menghargai orang lain, melakukan
sesuatu untuk orang lain yang membutuhkan saya. Intinya, membangun interaksi
yang baik dengan mereka. Akhirnya, saya memang tak mengisi apapun untuk itu
karena saya pikir, saya juga tak mungkin berbohong. Namun, saya ingin sekali mengucapkan
terima kasih karena telah mengingatkan.
Sekali lagi, terima kasih.

