Aku menyebut namanya ribuan kali
Dalam doa, dalam cinta, dan dalam hati yang
tidak pernah mati
Pada sepi, titipi cinta penuh tanpa syarat
Dalam ladat, ada waktu yang menunggu-nunggu
tak bertepi
Hingga hari ini, selubung itu membungkus rapi
Dilipat, terselip lalu hilang
Seperti hati, yang tak juga dinamai
Pada lembar harapan, aku menulisi namanya
sampai aku lelah,
Menyerah, pasrah.
Ribuan kata; hingga yang terlihat adalah
huruf-huruf saling tindih
Kenangan-Kenangan-Kenangan

