Senin, 28 Maret 2016

#1: Rindu Letung "HABIS MANIS SEPAH TERBUANG"



Entah. Setiap kali mendengar lagu ini, ingatan saya tidak berkisah tentang gadis dalam lirik-lirik ini. Saya malah ingat ruang multimedia SMP N 1 Jemaja di kepulauan Anambas nun jauh di sana. Biasanya, setiap kali kami atau saya ke sana, Bapak kepala ruangan itu selalu memutar lagu ini. Entah kebetulan saja atau memang ia senang dengan lagu ini atau lagu ini berkisah tentang dirinya sendiri di masa lalu atau mungkin itulah urutan lagu dalam playlist mp3 di laptopnya. Entahlah. Haha. Saya pun entah mengapa langsung men-search lagu ini di google dan mendownloadnya. Oke, tak ada kisah saya di situ. Saya pun tak tahu kenapa saya suka.

Sesiapa yang tanpa sengaja membuka playlist mp3 saya di hp barangkali juga akan menemukan lagu ini, saya pun tak tahu kenapa saya suka menyimpannya. Ini lagu lama. Dinyanyikan Rheina. Barangkali yang lahir di era 80-an jelas tahu siapa kiranya dia. Oke, saya agak kejadul-jadulan ya? Karena senang mendengarkan lagu-lagu lama. Entah, saya pun tak tahu kenapa saya suka. Pengaruh musik yang saya dengar ketika kecil mungkin. Katanya sih begitu. Sebenarnya, saya bukanlah tipikal yang senang sekali dengan musik. Tak. Saya Cuma suka lagu yang ketika saya dengarkan enak di telinga, ya sudah. Saya sukalah lagu itu.

Saya bukan orang yang ikut perkembangan musik di belantika tanah air maupun mancanegara. (Haisy! sedap kata-kata). Saya mendengar lagu sekedar lewat saja. Saya, misal ditanyai teman-teman, suka dengar lagu siapa? Saya sendiri bingung mau menjawab apa dan siapa. Saya tak punya selera musik yang bagus. Selain saya juga tak pandai menyanyi. Haha. Beberapa lagu yang saya suka dengar, saya simpanlah. Saya putar kapan sempat.

Oke, kembali ke Rheina dan Habis Manis Sepah Terbuang-nya, saya menulis ini bersebab saya rindu Jemaja ketika mendengarnya. Ini salah satu lagu yang mengingatkan saya pada tempat itu, tempat yang saya kunjungi setahun lepas. SMP N 1 Jemaja itu juga sering saya datangi. Tanya kenapa? Di sana ada wifi free. Haha.

Tinggal di daerah sana, akses internet susah. Tak ada warnet. Paket internet bisa dibeli, terkadang jaringannya malah tersangkut angin selatan. Bayangkan si May Yusra yang tak dapat berbuat apa-apa tanpa hiburan, selain buku-buku perpustakaan keliling dan TTS, internet lah hiburan melepas rindu pada si ehm, nge-blog, kirim tulisan, maupun baca tulisan orang lain.

Yang paling baik hati, pak Agus, kepala ruang multimedia, sama sekali tak masalah dengan kedatangan kami yang sering. Ia malah paham itu salah satu cara kami berkomunikasi dengan teman-teman kami di Aceh, menghibur diri dari kepenatan mengajar. Bukan hanya kami, tenaga kesehatan yang ditempatkan di sana juga melakukan hal yang sama. Kadang di dalam ruangan, atau malah di kantin istri pak Agus. Selain SMP, kami juga berburu jaringan internet free ke SMA. Kalau satu macet, maka kami berpindah ke yang lain. Opsinya Cuma dua. Memang ada wifi UPT di dekat rumah kami, tapi tak berani minta password pada pegawainya.

Pak Agus, selain bapak kepala ruangan multimedia, ia juga orang tua siswa saya di MA. Ia ramah, senang bercanda, mengajak kami bicara apa saja, malah kadang bercerita tentang anak-anaknya, cerita tentang kesehariannya. Di awal-awal kedatangan, jelas kami masih malu-malu, tak berani bertegur sapa, malah untuk senyum saja harus lihat-lihat suasana, mungkin karena takut terlihat terlalu lancang dan berani masuk ke lingkungan sekolah lain, ia malah tak segan menegur kami pertama kali. Baik hati kan?

Istrinya juga baik hati dan lucu, sering bercanda dengan kami. Ia minta dipanggil Mak Yul, supaya terlihat akrab. Ia jualan di kantin sekolah. Keduanya pasangan yang serasi, malah sering lucu-lucuan di depan kami. Jadilah mereka bahan gelak kami. Katanya, mereka romantis. Aih, makin rindu pulak.

Kedekatan saya dan mereka memang tak seberapa, tapi di dua kali lebaran, saya tetap ikut silaturrahim ke rumahnya yang tak jauh dari kantor kecamatan. Mereka menjamu kami dengan baik. Saya rindu orang-orang baik di sana. Saya kok ingin menuliskan tentang orang-orang di sana ya. Baiklah. Anggap ini part 1.


Semoga selalu berbahagia di sana, bapak Agus dan Mak Yul. 

0 komentar:

Posting Komentar

Quote

Quote

Total Pageviews