Rasanya lama sekali tak menulis di sini. Ditinggalkan begitu saja tanpa tulisan, sampahkah itu, entahlah. Pokoknya tulisan.
September sudah menuju akhir. Hujan juga mulai turun sesekali. Ketika saya menuliskan catatan ini, dari atap terdengar suara tik tik tik yang tak beraturan sama sekali seperti di lagu, sesekali ditingkahi suara batuk umi dari kamarnya, juga kelentengan punggung wajan kakak warung sebelah rumah yang berjualan mie.
Saya sudah lama ingin menulis lagi. Memuisikan kesedihan kah, cerita-cerita cengeng, atau malah obrolan ringan seperti ini. Saya ingin bicara. Saya tak lagi punya teman berbincang apa saja. Waktu dan usia telah menyibukkan mereka. Seolah, yang tersisa di dunia ini hanya saya yang tak berguna.
Akhir-akhir ini, saya sering memperhatikan lelaki di sekeliling saya, terutama di keluarga. Ada CH, YL, OU, dan sebenarnya banyak, tapi tak perlu lah saya ceritakan semuanya.
CH, ia adalah tipikal lelaki rajin, tak banyak bicara, senang melakukan banyak hal, dan terlihat bertanggung jawab sekali. Ia punya tiga putra putri yang yang cantik, tampan, dan pintar. Sehari-hari, saya melihatnya bahwa ia berusaha menjadi ayah terbaik bagi mereka. Ia memanjakan mereka, namun juga bertegas sikap sesekali. Mereka kerap bercanda, punya quality time bersama keluarga, dan sesekali juga membawa anak-anaknya bermain ke pantai.
YL, juga hampir sama seperti CH, ia penyayang, bertanggung jawab, dan sayang pada keluarga. Namun, ia terlalu memproteksi putranya secara berlebihan. Mungkin sebagai anak pertama, wajar si putra ini terlihat di manja. Yah, ada beberapa hal soal parenting yang tak sejalan dengan saya. Istimewanya, YL ini amat mencintai ibunya. Ia anak bungsu yang tidak sesuai seperti kalimat "Aneuk tulot toet ate ma" (Anak bungsu sering menyakiti hati ibu). Setiap si ibu sakit, ia selalu berusaha ada, mengantar kemana pun jika diminta. YL dan CH, sama setianya terhadap keluarga mereka. Banyak kali saya sudah lihat kenyataannya.
OU, dibanding YL, imbanglah perasaan dua lelaki ini untuk soal menyayangi anak. OU akan melakukan apa saja untuk si anak, mengabulkan apa saja permintaan anak, tidak pernah memarahi anak, dan membenarkan semua hal yang dilakukan anak. Lagi-lagi, ada yang tak sesuai dengan saya. Tapi saya tetap mengacungi jempol tentang ia yang rajin, ulet, dan tangguh. Ia bertanggung jawab pada keluarganya, ringan tangan membantu si istri, dan ramah pada semua orang. Oleh karenanya, orang-orang mengenalnya sebagai orang yang baik, senang membantu, dan suka memberi.
Aneh ya, kenapa saya jadi memperhatikan tingkah laku mereka sehari-hari. Sebenarnya, (lagi-lagi persoalan ini) saya sedang melihat apa yang harus dipunyai oleh lelaki yang mendampingi saya nanti. Ya, tak ada manusia sempurna. Saya pun demikian. Tapi apa salahnya jika semua sifat baik para lelaki di sekeliling saya itu dipunyainya.
Saya membayangkan bersama seseorang yang penyayang, bertanggung jawab, jujur, senang bermain dengan anak, senang membantu istri, mencintai ibunya, dan paling penting ia mencintai keluarga.
Saya yakin, saya sudah bertemu dengan yang begini. Tapi Tuhan yang paling tahu mana tepat dan tidak. Semoga, PH.

0 komentar:
Posting Komentar