Rabu, 17 Oktober 2012

TWIN OH TWIN.. COME TO MAMMA :)




Saya tak pernah marah sekali pun jika teman-teman mengatai saya gila atau semacamnya setiap kali bertemu atau melewati sepasang anak kembar. Saya langsung “peu sa dua”[1], terserah mereka akan mengatakan apa. May Gila, May stress, May gak waras atau apa lah. Saya tak peduli. Saya suka, saya gila, saya berambisi pada anak kembar.
Anehnya, saya tak ingat kapan saya mulai suka dan gila pada yang namanya kembar. Seingat saya, mungkin dari SMP atau SMA karena teman-teman saya di sekolah dulu masih ingat sampai sekarang kalau saya sangat ingin memiliki si kembar suatu hari. Saya hanya menanggapi dengan senyum jika mereka bersenda bahwa itu tak akan nyata. Ketika mulai kuliah, rasa suka itu masih saya simpan. Setiap teman membuka laptop saya, mereka akan menemukan twins di desktop laptop saya, lalu ada banyak foto-foto dan video bayi kembar di folder saya. Semua mencemooh mengatakan itu tak mungkin, saya hanya tersenyum. Lama kelamaan kok mereka makin suka dengan bayi-bayi kembar saya di gambar dan mulai pengen punya satu hari? Aneh!!
Berawal dari rasa ingin tahu dan ingin punya twins, saya sampai browsing cara untuk memilikinya. Semua info saya lahap, sampai harus mengonsumsi apa, pokoknya semua hal-hal yang berkaitan dengan si kembar. Saya excited ketika lihat hal-hal tentang kembar, bajunya, sepatunya, topinya. Rasanya kayak ada gelembung-gelembung di perut saya, menjalar hingga wajah lalu menarik dua ujung bibir saya membentuk senyum.
Bagaimanakah lagi ketika satu waktu Tuhan menjawab doa saya tentang mereka, mengabari saya lewat tanda-tandaNya, lalu Tuhan menghadirkan mereka untuk saya peluk, saya cium sepuas hati, saya pangku, saya tatap mata-mata mereka, saya kagumi dan saya sanjung saban hari. Saya yakin, waktu itu akan datang. Ya Allah, tolong jawab doa saya J


Dari Nyanyak, untuk Rayyan-Zayyan.


[1] Mengatakan sa-dua-lhee-peut-limong-nam-tuuujoh dalam bahasa Aceh yang kadang dipercaya dapat mengabulkan harapan.

Quote

Quote

Total Pageviews