Hai.. apa kabar?
Segelintir ingatan mengantarku padamu.
Impianku terdahulu. Setelah lama aku membuang rasa percuma pada sikapmu. Aku
seakan tersadar, liku ini telah lama panjang. Hanya tinggal sisa puing kenangan
kita saja. Pahit, manis mengabur dalam asa yang hilang entah kemana. Kau tak
pernah menanggapi rasa ini semacam apa. Yang aku tau, kau tak pernah ingin aku
ada. Itu saja. Tak ada sikapmu yang dapat meyakinkanku. Cinta kadang tak pernah
memilih secara benar. Aku bingung.
Sepanjang masa yang telah lewat, kejappun tak
pernah kau ingat aku. Terombang-ambing dalam galau gamang berbaur. Dicinta atau
dibuang, dan mungkin hidupku memang tak ingin Tuhan tautkan denganmu.
Ah, sudahlah.
Kau saja tak mengenalku. Untuk apa berharap.
Namun, rindu ini mengecamku. Menarik punah semua egoku untuk tak memulai. Aku
ingin jadi penyampai. Meski kau bukan seorang yang bisa menerima dengan baik.
Kau kadung sempurna memimpikan sesuatu. Membuatku serasa tak punyai hal semua
itu dengan lengkap. kau tau? Aku penat berharap jadi impi-impimu yang utuh.
Aku tahu, sekarang kau tak lagi memapah
langkah sendiri. Puzzle-puzzle yang kau nanti telah kau harap sesempurna
anganmu. Akankah ?
Relung itu mulai tak kosong atau kau telah
membuang senyap yang dulu erat rapat dalam remang kau simpan?
Baiklah,
Aku telah tak mencari lagi hati sempurna milikmu,
serta aku juga sudah tak memandangmu penuh kagum lagi. Batu karang yang
kusangka kokoh, toh juga akan roboh. Maaf.
Kenalkan;
Aku,
Sepasang mata yang dulu pernah lekat menatap.
